Featured Post
Featured Post
Perlakuan Kolam Terpal sebelum Digunakan
Sebelum menebar benih, sebaiknya keadaan air dibuat stabil terlebih dahulu. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menstabilka...
Sebelum menebar benih, sebaiknya keadaan air dibuat stabil terlebih dahulu. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan air di kolam terpal:
- Setelah selesai dibuat, bilas kolam terpal terlebih dahulu. Jika terpal yang digunakan adalah bekas pakai, sebaiknya Cuci bersih dan jemur hingga kering.
- Masukkan air bersih ke dalam kolam terpal dengan kedalaman sesuai kebutuhan.
- Setelah kolam diisi air, tutup dan biarkan selama 2-3 hari.
- Untuk menjaga sterilisasi air, kolam terpal diberi perlakuan dengan cara tradisional, misal dengan memberi tumpukan daun pepaya atau daun ketepeng yang dibiarkan selama 6-7 hari. Daun tersebut berfungsi sebagai antiseptik.
- Setelah media air siap, benih ikan bisa ditebar. Sebaiknya, tambahkan antibakteri dengan dosis 2 cc/m3 air selama 3 hari
Kolam jenis ini merupakan media pemeliharaan ikan gabus yang tergolong sangat intensif, terutama jika dilihat dari aspek pemberian pakan dan suplai air yang optimal. Lokasi kolam air deras harus memiliki sumber air tetap, debit besar, dan mengalir sepanjang tahun sehingga usaha pembesaran ikan gabus bisa berjalan juga sepanjang tahun. Pemakaian air untuk Kolam air deras tidak boleh mengubah atau mengganggu sistem irigasi yang telah ada sebelumnya. Ketinggian tempat untuk lokasi usaha pembesaran di kolam air deras sebaiknya kurang dari 800 mdpl. Jika ketinggian tempat melebihi batas tersebut, suhu udaranya akan semakin dingin sehingga memengaruhi selera makan dan pertumbuhan ikan gabus.
bangros
August 29, 2017
Budidaya Ikan Gabus
Bandung, Indonesia
Pemeliharaan ikan gabus di kolam air deras memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
- a) Kepadatan tebarnya tinggi sehingga dari lahan yang sempit pun bisa dihasilkan produksi ikan yang tinggi.
- Kualitas air budi daya baik karena terjadi penggantian air dalam waktu cepat sehingga kondisi ikan terjaga dengan baik.
- Ikan dapat bergerak aktif dalam lingkungan air yang mengandung oksigen tinggi sehingga metabolisme ikan Cukup baik. Tentunya juga dengan ditambah pemberian pakan yang intensif untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat.
- Penanganan saat panen mudah karena kolam bisa dikeringkan dalam waktu singkat
Salah satu perbedaan kolam biasa dengan kolam air deras adalah debit airnya. Debit air pada kolam air deras cukup tinggi. Hal tersebut bertujuan agar kandungan oksigen di dalam kolam meningkat. Biasanya, besar debit air kolam air deras yang disarankan sekitar 10 liter/detik. Kolam air deras yang digunakan untuk budi daya ikan gabus memerlukan persyaratan dan kelengkapan sebagai berikut:
- Sumber air. Pada umumnya, sumber air yang biasa digunakan adalah sungai atau saluran air berdebit besar. Oleh karena itu, kolam air deras hanya bisa dibuat di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan sungai. Untuk mempermudah pengaliran air ke unit kolam perlu dibuat bendungan permanen yang debit airnya bisa diatur
- Pintu masuk air. Pintu masuk air harus berhubungan dengan saluran utama secara langsung. Lebar pintu masuk air ber- ukuran 50-60 em agar pengaturan pengaliran air bisa di lakukan dengan mudah. Pintu masuk air ini dilengkapi dengan sekat penutup danpembuka. Hal tersebut mempermudah pengaliran air dari saluran utama ke kolam.
- Dinding kolam. Dinding kolam air deras dibuat secara vertikal dengan ketebalan yang memadai, yaitu minimum sekitar 30 em. Dengan demikian, dinding bisa menahan debit air yang tinggi dan volum besar. Bagian dalam dinding kolam harus dibuat liein atau disemen halus agar tubuh ikan tidak leeet akibat tergores dinding kolam.
- Pelataran. Pelataran merupakan bahan dasar kolam yang harus dibuat kuat dan liein agar tahan terhadap tekanan air. Susunan pelataran kemiringan kolam diatur dengan ke- rendahan paling rendah, yaitu ke arah saluran pengeluaran. Hal tersebut bertujuan agar saat panen, pengeringan kolam lebih mudah dilakukan.
- Pintu pengeluaran. Untuk kolam deras, pintu pengeluaran berada di bagian belakang kolam yang berhubungan langsung dengan saluran pembuangan. Pintu pengeluarannya terdiri dari tembok depan, tembok belakang, dan lubang pengluaran. Hal ini yang membedakan dengan kolam biasa.
Tidak semua perairan umum bisa dijadikan tempat pemeliharaan ikan gabus dengan jaring apung. Ada beberapa kriteria teknis maupun ekonomis yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi usaha. Lokasi yang bisa dijadikan tempat pemeliharaan ikan gabus meng- gunakan kantong jaring apung di antaranya ialah waduk, danau, situ, dan sungai.
Ada beberapa waduk yang sudah banyak dimanfaatkan untuk Usaha pembesaran secara intensif untuk beberapa jenis ikan. Adapun waduk-waduk yang telah digunakan untuk usaha budi daya, antara lain adalah waduk Jatiluhur, Citara, Saguling lawa Barat), Kedungombo, Gajah Mungkur, dan Mrica Uawa Tengah).
Selain di waduk, danau juga sangat potensial untuk budi daya ikan gabus sistem jaring apung, seperti Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Ranau (Bengkulu), Danau Laut Tawar (Aceh), dan Danau Kerinci Uambi). Perlu diperhatikan, dari luas danau tersebut, hanya 1,6% yang bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan di jaring apung. Hal ini terkait dengan fungsi danau yang juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya pariwisata. Selain itu, tidak semua lokasi danau cocok untuk ditempati jaring apung.
Penempatan jaring apung di perairan umum, seperti waduk, situ, atau danau, dianjurkan di jalur arus horizontal dan umumnya terletak di daerah muara agar ikan gabus selalu mendapatkan suplai air sehingga kandungan oksigennya tinggi. Selain itu adanya pergerakan air akan membantu menghanyutkan sisa-sisa kotoran atau bahan organik.
Untuk lokasi penempatan jaring apung yang ada diperairan luas dan terbuka mungkin perlu dipertimbangkan. Dilokasi tersebut dikhawatirkan akan terjadi gelombang besar dan tiupan angin kencang yang dapat mengancam keamanan jaring apung. Selain itu, kedalaman air juga harus diperhatikan. Diperairan yang mengalir, kedalaman jaring apung minimum 3 m dan di perairan yang tidak mengalir, kedalaman minimum jaring apung sekitar 5 m.
Kualitas perairan sangat mendukung keberhasilan usaha budi daya ikan gabus pada jaring apung. Ada beberapa kriteria kualitas air yang perlu diperhatikan, yakni sifat fisika, kimia, dan biologi. Secara biologi, penilaian kualitas air berdasarkan tingkat atau derajat kesuburannya. Derajat kesuburan ditentukan oleh kandungan mikroorganisme berupa plankton. Tingkat kesuburan waduk atau danau dibagi menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Untuk usaha pembesaran ikan gabus secara intensif di Jaring apung. sebaiknya pilih kesuburannya rendah hingga sedang. Jika tingkat kesuburannya tinggi maka akan terjadi perebutan oksigen antara plankton dan ikan gabus yang dipelihara pada malam hari. Kriteria kualitas air secara fisika dan kimia untuk budi daya ikan gabus di jaring apung, pada umumnya memiliki prinsip hampir sama dengan ikan-ikan jenis air tawar lain. bangros August 29, 2017 Budidaya Ikan Gabus Bandung, Indonesia
Ada beberapa waduk yang sudah banyak dimanfaatkan untuk Usaha pembesaran secara intensif untuk beberapa jenis ikan. Adapun waduk-waduk yang telah digunakan untuk usaha budi daya, antara lain adalah waduk Jatiluhur, Citara, Saguling lawa Barat), Kedungombo, Gajah Mungkur, dan Mrica Uawa Tengah).
Selain di waduk, danau juga sangat potensial untuk budi daya ikan gabus sistem jaring apung, seperti Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Ranau (Bengkulu), Danau Laut Tawar (Aceh), dan Danau Kerinci Uambi). Perlu diperhatikan, dari luas danau tersebut, hanya 1,6% yang bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan di jaring apung. Hal ini terkait dengan fungsi danau yang juga dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya pariwisata. Selain itu, tidak semua lokasi danau cocok untuk ditempati jaring apung.
Penempatan jaring apung di perairan umum, seperti waduk, situ, atau danau, dianjurkan di jalur arus horizontal dan umumnya terletak di daerah muara agar ikan gabus selalu mendapatkan suplai air sehingga kandungan oksigennya tinggi. Selain itu adanya pergerakan air akan membantu menghanyutkan sisa-sisa kotoran atau bahan organik.
Untuk lokasi penempatan jaring apung yang ada diperairan luas dan terbuka mungkin perlu dipertimbangkan. Dilokasi tersebut dikhawatirkan akan terjadi gelombang besar dan tiupan angin kencang yang dapat mengancam keamanan jaring apung. Selain itu, kedalaman air juga harus diperhatikan. Diperairan yang mengalir, kedalaman jaring apung minimum 3 m dan di perairan yang tidak mengalir, kedalaman minimum jaring apung sekitar 5 m.
Kualitas perairan sangat mendukung keberhasilan usaha budi daya ikan gabus pada jaring apung. Ada beberapa kriteria kualitas air yang perlu diperhatikan, yakni sifat fisika, kimia, dan biologi. Secara biologi, penilaian kualitas air berdasarkan tingkat atau derajat kesuburannya. Derajat kesuburan ditentukan oleh kandungan mikroorganisme berupa plankton. Tingkat kesuburan waduk atau danau dibagi menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Untuk usaha pembesaran ikan gabus secara intensif di Jaring apung. sebaiknya pilih kesuburannya rendah hingga sedang. Jika tingkat kesuburannya tinggi maka akan terjadi perebutan oksigen antara plankton dan ikan gabus yang dipelihara pada malam hari. Kriteria kualitas air secara fisika dan kimia untuk budi daya ikan gabus di jaring apung, pada umumnya memiliki prinsip hampir sama dengan ikan-ikan jenis air tawar lain. bangros August 29, 2017 Budidaya Ikan Gabus Bandung, Indonesia
Budi daya ikan gabus dengan sistem keramba bambu dilakukan di dalam sebuah wadah yang terbuat dari bambu. Budi daya ikan gabus menggunakan sistem keramba bambu telah lama dilakukan oleh para peternak ikan. Sistem budi daya menggunakan keramba bambu bisa dilakukan jika lingkungan yang hendak menjadi lokasi budi daya terdapat perairan umum. Dianjurkan dalam memelihara ikan gabus, lebih baik menggunakan sistem keramba bambu di perairan yang deras seperti sungai.
Keramba dari bambu untuk budi daya ikan gabus berbentuk seperti kurungan persegi empat memanjang. Hasil budi daya menggunakan sistem keramba bambu tidak kalah dengan sistembudi daya ikan lain. Bahkan, budi daya ikan menggunakan sistem keramba dinilai memiliki kelebihan, yakni menjadikan pertumbuhan ikan semakin cepat.
Membuat keramba dari bambu tidaklah sulit, cukup dengan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti bambu, paku, palu, dan balok kayu. Keramba dari bambu dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Namun, pada umumnya, keramba dari bambu berbentuk persegi empat. Idealnya, untuk membuat keramba dari bambu yang optimal, terlebih dahulu siapkan beberapa bahan yang diperlukan untuk membuat keramba. Bahan-bahan tersebut adalah balok kayu dengan ukuran panjang 3m,lebar 7 em.dan tebal 7 em. Siapkan juga bambu yang telah berusia tua dan berukuran besar, serta jaring dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan ukuran benih ikan gabus yang akan ditebar. bangros August 29, 2017 Budidaya Ikan Gabus Bandung, Indonesia
Keramba dari bambu untuk budi daya ikan gabus berbentuk seperti kurungan persegi empat memanjang. Hasil budi daya menggunakan sistem keramba bambu tidak kalah dengan sistembudi daya ikan lain. Bahkan, budi daya ikan menggunakan sistem keramba dinilai memiliki kelebihan, yakni menjadikan pertumbuhan ikan semakin cepat.
Membuat keramba dari bambu tidaklah sulit, cukup dengan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti bambu, paku, palu, dan balok kayu. Keramba dari bambu dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Namun, pada umumnya, keramba dari bambu berbentuk persegi empat. Idealnya, untuk membuat keramba dari bambu yang optimal, terlebih dahulu siapkan beberapa bahan yang diperlukan untuk membuat keramba. Bahan-bahan tersebut adalah balok kayu dengan ukuran panjang 3m,lebar 7 em.dan tebal 7 em. Siapkan juga bambu yang telah berusia tua dan berukuran besar, serta jaring dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan ukuran benih ikan gabus yang akan ditebar. bangros August 29, 2017 Budidaya Ikan Gabus Bandung, Indonesia
Berikut ini beberapa tahapan dalam pembuatan keramba bambu:
- Pembuatan kerangka keramba dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1meter.
- Bambu yang akan digunakan untuk menutupi tiap sisi keramba tersebut harus memiliki panjang 1meter dan lebar 4 em.
- Buatlah kerangka dari balok kayu yang berbentuk persegi empat dengan panjang 3 meter, lebar 2 meter,dan tinggi 1 meter.
- Pasang bilah bambu untuk menutupi kerangka keramba dengan menggunakan kawat atau bambu. Jarak masing- masing bilahan bambu tersebut sekitar 1,5 em. Tidak lupa juga pasang jaring yang telah disiapkan di bagian dalam keramba.
- Untuk setiap keramba, pada bagian tengah sisi atas dan di salah satu sudut bagian depannya dibuat 1buah pintu yang masing-masing berukuran 40 x 40 em. Pintu yang terletak di sisi atas keramba akan berguna untuk memudahkan operasional panen. Sedangkan, pintu yang terletak di salah satu sudut bagian depan keramba berfungsi sebagai akses dalam memberikan pakan terhadap ikan gabus yang dipelihara.
- Setelah keramba selesai dibuat, letakkan di perairan yang airnya mengalir. Usahakan bagian atas keramba tetap mengapung dan tidak terendam air. Posisi pemasangan keramba dianjurkan secara horizontal mengikuti air yang mengalir.